Apa saja hal yang mesti diperhatikan? Simak selengkapnya di bawah ini.
1. Kenali perangkat
Sebagai alat yang dipakai untuk merekam video, sudah barang tentu pengguna mesti mengenali kemampuan smartphone. Hal ini penting karena tak semua smartphone memiliki kemampuan yang setara soal perekaman video. Reza mencontohkan hasil rekaman video 4K yang bisa berbeda-beda kualitasnya antar ponsel meski sama-sama mengusung embel-embel “4K”, demikian pula dengan audio. “Untuk soal perekaman video 4K,
2. Kenali platform
Media sosial menjadi pilihan utama dalam membagikan kreasi video dengan smartphone. Tapi media sosial pun terbagi-bagi lagi menjadi beberapa platform. disesuaikan video dengan karakteristik platform media sosial yang dipilih. Kualitas Video Belum Tentu Setara misalnya, di Instagram, durasi video dibatasi selama satu menit sehingga kreator harus bisa memampatkan konten menarik dalam waktu singkat tersebut. Sementara, Instagram Stories cocok untuk video vertikal (portrait) dengan durasi 15 detik. Adapun YouTube sesuai untuk video horizontal (landscape) dengan beragam durasi. Di masing-masing platform ini ada perbedaan. Jadi, hendaknya kita harus tahu lebih dahulu di mana hendak menaruh video sebelum dibuat.
3. Buat rencana matang
Perencanaan matang adalah kunci untuk membuat video yang menarik. Pada tahap perencanaan ini dibagi menjadi tiga. Pertama adalah persiapan cerita yang kira-kira akan menarik bagi penonton, atau cari topik yang sedang hangat dibicarakan. Kedua fokuskan pembuatan video pada cerita agar alurnya tetap relevan dengan inti utama cerita. Hal ini bisa dilakukan dengan melakukan riset terlebih dahulu mengenai tempat-tempat yang akan dijadikan lokasi perekaman video. Jadi, ketika sampai di sana, kita sudah tahu apa saja yang bisa diangkat. Ketiga, cari objek-objek yang bisa mendukung cerita dalam video. Komposisi dan sudut gambar pengambilan gambar yang menarik bisa mendukung ketertarikan penonton terhadap video.
4. Siapkan perlengkapan
Smartphone memang bisa digunakan untuk merekam secara spontan hanya dengan tangan. Namun hasil video bisa lebih maksimal apabila turut didukung perlengkapan tambahan. Satu perlengkapan yang paling penting adalah tripod portable yang bisa dipakai untuk menstabilkan video rekaman smartphone, sekaligus membuatnya bisa ditaruh di satu tempat untuk waktu lama. Soal audio, perhatikan agar jari tangan tidak menutup mikrofon smartphone ketika merekam. Mikrofon eksternal juga bisa dipakai apabila membutuhkan suara yang lebih jernih. Pengguna juga bisa menambah alat lain untuk tujuan spesifik, misalnya filter natural density (ND) atau gimbal untuk menstabilkan perekaman saat smartphone bergerak.
5. Gunakan imajinasi
Unsur imajinasi sangat penting dalam menghasilkan rekaman video yang menarik. Ada beberapa aspek dalam video yang bisa diperkaya lewat imajinasi kreator, seperti pergerakan kamera yang dinamis dan transisi antar lokasi dalam video. Foto (still picture) juga bisa diselipkan dalam video untuk menambah elemen menarik. Apalagi, beberapa model smartphone masa kini sanggup menjepret foto dengan layar belakang buram (efek “bokeh”) ala kamera DSLR. Tak kalah penting adalah kreativias dalam memilih musik pendukung yang pas dengan mood video. Proses pemilhan musik ini biasanya paling lama karena kita harus mencari yang benar-benar pas dengan video.
6. Perhatikan framing gambar
Framing dan komposisi gambar yang baik akan membuat penonton nyaman. Saat berbicara di depan kamera (smartphone) misalnya, usahakan subjek jangan berada di pinggir frame supaya tidak meninggalkan area kosong (negative space) yang mengganggu pandangan. Perhatikan pula apakah foreground dan background sudah pas dengan isi frame video. Saat subjek berbicara tadi, misalnya, sebaiknya hindari terlalu banyak warna atau corak di latar belakang dan latar depan supaya tak mengalihkan fokus audiens. Aspect ratio video juga menjadi hal penting yang mesti disesuaikan dengan platform media sosial tempat berbagi video nanti. “Misalnya, Instagram Stories itu punya aspect ratio 16:9, jadi sebaiknya ubah aspect ratio default kamera smartphone yang 4:3 menjadi 16:9 supaya gambar tidak terpotong (cropped).
7. Terapkan editing yang menarik
Editing adalah proses akhir di mana kreator menyatukan semua bahan video dan menyusunnya sedemikian rupa agar tersaji sesuai keinginan. Proses pasca-produksi ini adalah bagian sangat penting yang bisa menentukan rupa akhir video. Oleh karena itu, kreator sebisa mungkin memaksimalkan video lewat editing. Ibarat sayur tanpa garam, sebuah video disebutnya masih belum lengkap apabila belum melalui proses editing. Kalau rekaman video sudah bagus, tapi editingnya tidak bagus, ya hasilnya bisa berantakan. Karena itu jangan menganggap editing sebagai ‘dosa’ karena ini harus dilakukan.
8. Giat belajar
Saat pertama kali terjun membuat video, kita pasti belum mengerti apa-apa. Namun dengan giat belajar dan melihat-lihat video bikinan orang lain, termasuk dengan memelototi aneka video tutorial. Di YouTube tersedia sangat banyak video bagus yang bisa ditonton secara gratis sebagai sumber referensi dan inspirasi. Kreator harus rajin menonton untuk memperluas wawasan. Giat belajar adalah kuncinya. Jangan takut untuk mencoba. Trial and error saja, nanti juga bisa. Terakhir, Kreator video agar menemukan gayanya sendiri. Para vlogger beken yang dikenal berkat style khas masing-masing. Gayanya berbeda-beda. Ada yang formal, ada yang asal-asalan. Ini yang harus dicari.
0 Komentar